TINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DENGAN GULMA SEKITAR RUMAH YANG TERABAIKAN
TINGKATKAN IMUNITAS TUBUH DENGAN GULMA
SEKITAR RUMAH YANG TERABAIKAN
Samsudin
1710517210017
Mahasiswa Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
E-mail : Samproteksi@gmail.com
Sudah hampir setahun lebih pandemi covid-19 melanda tidak hanya Negara Indonesia tetapi juga hampir seluruh dunia, kedatangan virus ini diawal kemunculannya membuat kepanikan dimana-mana tidak hanya di kota tetapi sampai ke desa-desa, baik laki-laki, perempuan, tua,muda tidak memandang strata sosial pemerintah juga mulai tanggap menggencarkan program 3M yaitu menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun. Selain itu sempat terjadi kelangkaan masker dan handsanitizer di beberapa daerah karena terlalu paniknya pandemi ini mengingat semakin hari semakin banyak kasus baru orang yang terkena virus ini. Tidak hanya masker dan handsanitizer, namun obat-obatan peningkat imunitas juga mulai digalakkan konsumsinya oleh masyarakat.
Dengan berbagai macam banyaknya obat dalam meningkatkan imunitas tubuh yang beredar di pasaran terdapat diantaranya obat tradisional yang banyak dikonsumsi masyarakat berbahan dasar seperti kencur, jahe, kunyit, temulawak dan lainnya. Produk peningkat imunitas juga beragam bentuk nya, hingga tinggal minum untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Bahan asal produk tersebut kebanyakan berasal dari tanaman obat yang dipercaya orang jaman dulu dan terbukti mampu membuat mereka lebih sehat, namun hanya sebagian yang baru diketahui manfaatnyan oleh masyarakat terutama tanaman obat yang seperti jenis rimpang-rimpangan sedangkan masih banyak tanaman obat yang mudah didapatkan disekitar rumah selain itu gratis dalam mendapatkannya.
Beberapa tanaman obat ada juga yang berasal dari gulma, tumbuhan yang dianggap pengganggu bagi sebagian orang, misalnya babadotan (Ageratum conyzoides L.) yang dapat digunakan sebagai obat pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatik), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan peluruh kentut (kaiminatit). Sedangkan didalam dunia pertanian sendiri dinilai keberadaan gulma dapat mengurangi hasil produktivitas tanaman yang ditanam oleh petani. Gulma sendiri memiliki banyak ciri seperti daya tumbuhnya yang cepat, dapat tumbuh dimana saja, dalam hal menyerap kebutuhan hara di dalam tanah sehingga kadang dalam keberadaan gulma seringkali dimusnahkan dengan berbagai cara agar tidak mengganggu hasil produksi panen tanaman yang ditanam.
Namun dibalik kerugian yang disebabkan oleh adanya gulma masih terdapat kelebihan yang terkandung dari tanaman gulma tersebut yaitu kandungan farmakologis yang dapat digunakan dalam meningkatkan daya imun dalam keadaan pandemi covid-19 ini. Penggunaan gulma dalam pengobatan masih sangat diketahui oleh masyarakat, hal ini mungkin diakibatnya kurangnya pengetahuan masyarakat dalam kandungan farmakologis dari suatu gulma. Oleh karena itu perlu diberitahukan kepada masyarakat khasiat dalam hal pengobatan dari guma tersebut.
Beberapa gulma yang dapat ditemukan
disekitar rumah yang dapat dimanfaatkan sebagai obat yaitu sebagai berikut :
1) Anting-anting (Acalypha indica L.)
Anting-anting merupakan tanaman jenis herba
yang dapat ditemukan tumbuh di pinggir jalan, lapangan rumput dan lereng
gunung. Tanaman ini memiliki bunga yang berkelamin tunggal dan keluar dari
ketiak daun. Efek farmakologis yang dikeluarkan tanaman ini memiliki sifat khas
yaitu berasa pahit,astrigen serta sejuk. Khasiat yang dimiliki anting-anting
dapat digunakan sebagai antiradang, antibiotik, peluruh air seni, dan untuk
kandungan astringen yang dikandungnya dapat menghentikan pendarahan
(hemostatik).
2)
Tanaman
kahintutan memiliki salah satu ciri khas yaitu jika daun tanaman ini
diremas-remas mengeluarkan bau seperti kentut. Batang dan daun di tanaman ini
mengandung asperuloside, deacetylas- peruloside, scandoside, pederosid,
paederosidic acid dan gama- sitosterol, arbutin, oleanolic acid, dan minyak
menguap. Bau yang tidak sedap dari tanaman ini disebabkan oleh zat-zat yang dikandungnya tersebut. Efek
farmakologis yang terkandung di tanaman kahintutan yaitu sebagai antirematik,
analgetik. Peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (mukolitik),
menghilangkan racun (detoksifikasi) hingga dapat dimanfaatkan sebagai obat
akibat luka pembenturan.
3)
Tanaman ini
ditemukan tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan hingga pinggir selokan.
Daun tanaman ini tumbuh berhadapan bersilang serta pada ujung daun mempunyai
rambut yang pendek. Tangkai bunga induk memiliki sifat kras seperti kawat
dengan panjang 5-10 mm. bahan aktif yang terkandung didalam tumbuhan ini
yaitu hentriacontane, stigmasterol,
ursolic acid, oleanolic acid, beta-sitosterol, sitisterol D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides,
4)
Tanaman yang memiliki nama asing garden balsamine ini merupakan tumbuhan
terna, berbatang basah dan bercabang. Bunga yang terdapat ditanaman ini
terdapat beberapa warna yaitu merah, orange, ungu, bahkan putih. Dibeberapa
daerah tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. pada
biji tanaman ini terdapat zat yang dinamakan parturifasien dalam mempermudah
persalinan. Daun tanaman ini dapat digunakan dalam mengurangi rasa nyeri
(analgetik). Penggunaan tanaman ini memiliki kontraindikasi bagi wanita hamil,
5) Ajeran (Bidens pilosa L.)
Tanaman ini memiliki simplisia yaitu Bidentitis pilosae herb, dapat dijumpai banyak tumbuh di pinggir jalan, kadang-kadang ditanam sebagian orang di halaman sebagai tanaman hias, tergolong jenis tumbuhan terna ini memiliki kandungan kimia yaitu Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak. Pada pengobatan sendiri khasiat yang terdapat tanaman ini yaitu sebagai antiinflamasi (antiradang), antipiretik (menurunkan suhu tubuh), dan antiseptik (zat yang dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup).
Beberapa
jenis gulma diatas hanya sebagian kecil dari gulma yang terdapat di dunia
terutama di Indonesia yang merupakan Negara yang memiliki jenis keanekaragaman
hayati baik itu fauna maupun flora salah satunya gulma. Sejak jaman nenek moyang dulu sebagian gulma tersebut
sudah dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional sebelum digunakan sebagai
obat karena berdasarkan banyak pengalaman yang telah mereka jalani, namun harus
lebih di perhatian dalam penggunaan tumbuhan gulma sebagai obat masih perlu
dikaji lagi secara farmakologis dibidang kesehatan serta bahan tanaman gulma
tersebut di produksi dalam kemasan yang mudah dalam konsumen untuk mengkonsumsi
dengan demikian tumbuhan gulma dapat diangkat sebagai prospek usaha dalam
pengobatan herbal jika ditekuni dan bisa membuat lapangan kerja baru serta
membantu menjaga keanekaragaman hayati tersebut agar tidak sampai punah.
Referensi :
Badrunasar, A., dan
Harry B. S. 2007. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. FORDA PRESS. Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar