ISOLASI PATOGEN PADA TANAMAN BERGEJALA


ISOLASI PATOGEN PADA TANAMAN BERGEJALA
(Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan)






Description: C:\Users\ACER\Pictures\Logo-Unlam.png
                                                                                 
Oleh :
Samsudin
1710517210017
Kelompok 3












PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
                                         DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................              i
DAFTAR TABEL.......................................................................................             ii
PENDAHULUAN......................................................................................            1
Latar Belakang.................................................................................            1
Tujuan..............................................................................................             3
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………           4
BAHAN DAN METODE...........................................................................            7
Alat dan Bahan................................................................................            7
Alat.........................................................................................             7
Bahan......................................................................................             7
Waktu dan Tempat...........................................................................            7
Prosedur Kerja.................................................................................            7
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................            9
Hasil.................................................................................................            9
Pembahasan......................................................................................           12
KESIMPULAN...........................................................................................          13
DAFTAR PUSTAKA                                                                                               






DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                                    Halaman
1. Isolasi Patogen pada Tanaman Bergejala…………………………….                9

 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Jamur adalah mikroorganisme kecil, eukariota, biasanya membenang, dan pembawa spora, yang tidak mempunyai klorofil, mempunyai dinding sel yang berisi khitin, selulosa, atau keduanya. Tubuh jamur disebut miselium, dan tiap-tiap cabang atau filamen dari miselium disebut hifa. Pertumbuhan miselium terjadi di ujung hifa. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen seringkali dapat dikenal berdasarkan bagian organ yang terinfeksi dan tipe gejala yang dihasilkan, seperti rebah semai, busuk akar, layu pembuluh, embun bulu dan embun tepung, bercak daun dan hawar daun, jamur karat, jamur api, antraknos, mati pucuk, dan penyakit pasca-panen. Infeksi jamur pada akar tanaman dapat menghambat penyerapan air dan translokasi hara, sehingga pucuk tanaman menjadi kerdil, daun menjadi layu dan kuning. Akar-akar muda biasanya mudah diserang jamur, dan kerusakan pada akar pertanaman atau saat pemindahan seringkali memperburuk penyakit. Demikian pula, status hara tanah yang rendah (P atau K), salinitas, dan pH yang tak seimbang, akan  memperlemah tanaman terhadap serangan busuk akar (Soekirno, 2008).
Cendawan juga dibagi menjadi empat filum penting, yaitu Zygomycota, Chytridiomycota, Ascomycota dan Basidiomycota. Sebagian besar jenis cendawan memiliki kekhususan dalam menyerang tanaman inangnya. Itulah sebabnya identifikasi suatu jenis cendawan seringkali dapat dikenali melalui bagian atau organ tanaman yang diserang atau melalui gejala yang ditimbulkannya. Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh cendawan antara lain: rebah kecambah (damping-off), busuk akar (root rot), layu pembuluh (vascular wilt), embun tepung (downy atau powdery mildew), bercak daun (leaf spot), hawar daun (blight), karat (rust), gosong (smut) (Suwanda, 2009).
Isolat-isolat kemudian ditumbuhkan pada medium PDA. Identifikasi isolat didasarkan pada perbedaan morfologi koloni (warna dan bentuk koloni) isolat sampel tanah. Uji antagonisme secara in vitro dilakukan dengan metode dual method pada médium PDA dalam cawan petri berdiameter 10 cm. Hal ini didukung oleh pernyataan. Jamur yang tumbuh cepat mampu mengungguli dalam penguasaan ruang dan pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan jamur lawannya (Purwantisari dan Hastuti, 2009).
Medium yang cocok sebaiknya digunakan, misalnya setengah ukuran resep medium PDA untuk jamur, dan NA untuk bakteri. Beberapa jenis jamur dan bakteri memerlukan medium khusus. Medium tersebut dituangkan ke dalam botol hingga kira-kira setengahnya, kemudian disterilkan. Botol tersebut lalu didinginkan dengan cara dimiringkan pada satu sisinya sehingga agar-agar mengeras dan membentuk medium agar-agar miring. Medium agar-agar miring diinokulasi dengan jamur atau bakteri dan diinkubasi. Sesudah inkubasi, kultur harus disimpan di tempat yang sejuk dan bebas debu (Soekirno, 2008).


Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara isolasi patogen pada tanaman bergejala.


TINJAUAN PUSTAKA
Dalam rangka menjaga produksi tomat agar tetap tinggi dan dapat memenuhi permintaan masyarakat, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap serangan penyakit hawar daun. Akan tetapi pengendalian yang dilakukan masih menggunakan pestisida yang tidak aman bagi lingkungan. Salah satu alternatif pengendalian penyakit yang aman adalah pengendalian secara hayati dengan menggunakan jamur endofit yang bersifat antagonis untuk meningkatkan ketahanan induksi tanaman terhadap penyakit (Sudantha dan Abadi, 2006).
Jamur endofit adalah jamur yang terdapat di dalam jaringan tanaman seperti daun, bunga, ranting, ataupun akar tanaman. Jamur ini menginfeksi jaringan tanaman sehat dan mampu menghasilkan mikotoksin, enzim, serta antibiotik. Dengan adanya jamur endofit di dalam jaringan tanaman akan memberikan keuntungan bagi tanaman, yaitu meningkatnya toleransi tanaman terhadap logam berat, meningkatnya ketahanan terhadap kekeringan, menekan serangan hama, dan resistensi sistemik terhadap patogen (Sudantha dan Abadi, 2006).
Isolasi patogen adalah proses mengambil patogen dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Patogen dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo dalam krisno, 2011).
Isolat penyebab penyakit atau patogen yang diperoleh dari tumbuhan yang sakit menunjukkan bahwa patogen adalah berupa cendawan atau fungi. Pengamatan secara makroskopis terhadap biakan murni isolat pada media PDA menunjukkan bahwa pada hari pertama setelah tanam terlihat berupa koloni serabut benang tipis, berwarna putih keruh dan kecoklatan yang merupakan kumpulan miselia. Pada hari ke-3, mulai terlihat adanya gumpalan-gumpalan kecil yang tidak teratur dan berwarna putih menyebar tidak merata pada permukaan miselia. Pada hari ke-5, gumpalan-gumpalan tersebut berubah menjadi berwarna coklat yang disebut dengan sklerotia. Secara mikroskopis, fungi ini memiliki ciri-ciri antara lain percabangan hifa yang tampak tegak lurus, memiliki septa atau bersekat, tidak terdapat bentuk konidia atau bentuk spora serta tidak ditemukannya sambungan apit (clamp connection). Biakan fungi tumbuh dengan cepat, hanya dalam waktu tiga hari koloninya telah memenuhi cawan petri dengan media PDA (Achmad dan Maisaroh, 2004).
Setiap jamur yang tumbuh diinokulasikan pada media PDA menggunakan ose, kemudian diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu kamar. Setiap jamur yang tumbuh diinokulasikan kembali dengan cara memindahkan pada media PDA yang mengandung inulin 1% pH 5,0. Koloni dan miselium yang telah terpisah diamati bentuk dan ukuranya secara makroskopis dan mikroskopis serta dilakukan foto mikroskop. Biakan murni ini sebagai isolat dipindahkan ke agar miring (PDA ditambahkan dengan 1% inulin) dengan pH 5,0 untuk disimpan dan dipelihara sebagai kultur stok. Semua biakan murni yang didapat di tentukan genus atau spesiesnya berdasarkan bentuk dan ukuran koloninya.(Saryono, 2002).

BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
            Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah LAF (laminar air flow), lampu bunsen, gunting/cutter, pinset dan jarum ent.

Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah media PDA, media NA, tanaman bergejala, cling warp, tisu steril, alcohol 70% dan air steril.

Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019, pada pukul 13.00-14.40 WITA di Laboraturium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Cuci tangan dan semprotkan alcohol pada tangan sebelum melakukan isolasi pada LAF
3.      Membuka cawan petri yang berisi media PDA dengan cara dipijarkan terlebih dulu pinggirannya dibawah lampu Bunsen
4.      Mengambil isolat cendawan pada buah tomat menggunakan jarum ent secara hati-hati
5.      Meletakkan isolat secara hati-hati pada media PDA
6.      Memijarkan kembali cawan petri yang sudah berisi isolat cendawan, kemudian balutlah kembali dengan cling warp

7.      Beri label untuk memudahkan pengamatan. 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Adapun hasil yang didapatkan dalam praktikum kali ini adalah
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No
Gambar
Keterangan
1.


Pada pengamatan hari pertama ditemukan hifa cendawan berwarna putih dan terdapat juga koloni bakteri berwarna putih. Diduga isolat buah yang digunakan terserang cendawan dan bakteri.
2.


Pada pengamatan hari kedua ditemukan hifa cendawan mulai sedikit menyebar dan berwarna putih, serta pada tengah cendawan tersebut berwarna kuning. Hifa juga ada yang tumbuh diluar medium yang diletakkan isolat cendawan.
3.


pada pengamatan hari ketiga ditemukan hifa cendawan mulai menyebar, terdapat cendawan berwarna putih, kuning dan hitam.

Tabel 1. Lanjutan
4.


Pada pengamatan hari keempat ditemukan hifa cendawan mulai menyebar hingga 2/3 bagian dari media berwarna putih dan hitam. Serta ditemukan pula koloni bakteri berwarna oranye.

Pembahasan
            Pada praktikum kali ini membahas tentang isolasi patogen pada tanaman bergejala. Tanaman yang dipakai disini adalah jenis tanaman hortikultura yaitu tomat dan cabai, hal pertama yang dilakukan adalah mengambil isolat dari buah tomat karena yang ingin ditumbuhkan adalah cendawan menggunakan media PDA memakai jarum ent secara hati-hati agar tidak merusak permukaan media PDA, selanjutnya ditutup kembali pinggiran dari media tersebut dengan cling warp. Kegiatan mengisolasikan tersebut dilakukan di LAF agar tidak sampai terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Dalam pengisolasian tersebut dibutuhkan benar-benar kondisi yang sangat steril sehingga diharapkan hanya hifa cendawan yang tumbuh pada media tersebut. Selanjutnya diberikan label dan diamati selama 4 hari
            Pada pengamatan hari pertama ditemukan hifa cendawan berwarna putih dan terdapat juga koloni bakteri berwarna putih. Diduga isolat buah yang digunakan terserang cendawan dan bakteri. hari kedua ditemukan hifa cendawan mulai sedikit menyebar dan berwarna putih, serta pada tengah cendawan tersebut berwarna kuning. Hifa juga ada yang tumbuh diluar medium yang diletakkan isolat cendawan.
            Pengamatan hari ketiga ditemukan hifa cendawan mulai menyebar, terdapat cendawan berwarna putih, kuning dan hitam. Pada pengamatan hari keempat ditemukan hifa cendawan mulai menyebar hingga 2/3 bagian dari media berwarna putih dan hitam serta ditemukan pula koloni bakteri berwarna oranye.
Salah satu faktor yang mempengaruhi sehingga ditemukan juga koloni bateri pada media tersebut diduga karena saat melakukan isolasi tersebut adalah terlalu lama membuka media sehingga mikroorganisme lain dalam hal ini bakteri dapat tumbuh walaupun pertumbuhannya tidak secepat cendawan. Warna koloni bateri tersebut adalah oranye dan berbentuk bulat kecil di dekat pinggiran media PDA.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap cendawan yang tumbuh diduga adalah jenis cendawan Colletotrichum capsici karena melihat dari buah tomat yang dijadikan sebagai bahan isolasi dan warna dari cendawan tersebut adalah berwarna hitam. Nama penyakit yang disebabkan oleh cendawan tersebut adalah antraknosa.
Antraknosa merupakan penyakit yang umum ditemui pada tanaman hortikultura, tanaman buah, maupun tanaman perkebunan. Penangannya pun harus berkelanjutan dan menyeluruh. Penyakit ini disebabkan oleh Jamur Coleothricum, pengendalian penyakit ini biasanya dilakukan sebelum maupun sesudah terjadinya serangan. Tapi akan lebih efektif jika dilakukan sebelum terserang. Di Indonesia, penyakit Antraknosa juga dikenal dengan nama lain patek, busuk buah, bercak kering, dan lain-lain sesuai penamaan daerah masing-masing.

Spora jamur yang berkembang berwarna merah muda kemudian diikuti warna sebagian buah menjadi kehitaman atau membusuk. Gejala penyakit ini tidak terlihat pada buah yang masih muda atau belum matang, setelah buah menjadi cukup berwarna atau mengalami kematangan, barulah jamurnya terlihat.  Selagi buah masih berwarna hijau, jamur Antraknosa akan tetap dorman dalam beberapa bulan. Anda bisa lihat contoh pada tanaman cabai, banyaknya komoditi ini sekarang dipanen dalam kondisi masih hijau, karena takut terserang patek setelah berwarna matang. 
KESIMPULAN
          Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam praktikum ini adalah :
1.      Pengamatan hari pertama ditemukan hifa cendawan berwarna putih, dan terdapat juga koloni bakteri berwarna putih.
2.      Pengamatan hari kedua ditemukan hifa cendawan mulai sedikit menyebar dan berwarna putih, serta pada tengah cendawan tersebut berwarna kuning. Hifa juga ada yang tumbuh diluar medium yang diletakkan isolat cendawan.
3.      Pada hari ketiga ditemukan hifa cendawan mulai menyebar, terdapat cendawan berwarna putih, kuning dan hitam.
4.      Pada hari keempat ditemukan hifa cendawan mulai menyebar hingga 2/3 bagian dari media berwarna putih dan hitam. Serta ditemukan pula koloni bakteri berwarna oranye.
5.      Faktor yang mempengaruhi sehingga ditemukan juga koloni bateri pada media tersebut diduga karena saat melakukan isolasi tersebut adalah terlalu lama membuka media sehingga mikroorganisme lain dalam hal ini bakteri dapat tumbuh walaupun pertumbuhannya tidak secepat cendawan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan M. Maisaroh. 2004. Identifikasi dan Uji Patogenisitas PenyebabPenyakit Hawar Daun pada Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 10 (1) : 67-75.
Krisno, Agus. 2011. Isolasi Mikroorganisme Dalam Proses Pembuatan Enzim Sebagai Hasil Produk Di Bidang Industri. . Universitas Brawijaya. Malang
Purwantisari, S dan Hastuti, R. B. 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. Jurnal Bioma.Vol. 11(1): 24-32.
Saryono. 2002. Isolasi dan Karakterisasi Jamur Penghasil Inulinase yang Tumbuh pada Umbi Dahlia. Jurnal Natur Indonesia, 4(2):171-177.
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
Soekirno. 2008. Pedoman Pengelolaan Koleksi dan Identifikasi OPT (Khusus untuk Tanaman Hortikultura). Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura. Jakarta.
Sudantha, I. M dan A. L. Abadi. 2006. Uji Efektivitas Beberapa Isolat Jamur Endofit Antagonistik dalam Meningkatkan Ketahanan Induksi Beberapa Klon Vanili Terhadap Penyakit Busuk Batang. Universitas Mataram. Mataram.
Suwanda. 2009. Pedoman Pembuatan dan Pengelolaan Koleksi Penyakit Tumbuhan. Pusat Karantina Tumbuhan Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHITUNG KERAPATAN KOLONI BAKTERI DENGAN MENGGUNAKAN COLONY COUNTER

PENGENALAN ALAT-ALAT NEMATOLOGI DAN STERILISASI TANAH