MENGHITUNG KERAPATAN KOLONI BAKTERI DENGAN MENGGUNAKAN COLONY COUNTER
MENGHITUNG
KERAPATAN KOLONI BAKTERI DENGAN MENGGUNAKAN COLONY COUNTER
(Laporan
Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan)
Oleh
:
Samsudin
1710517210017
Kelompok
3
PROGRAM
STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................
i
DAFTAR TABEL.......................................................................................
ii
PENDAHULUAN......................................................................................
1
Latar Belakang.................................................................................
1
Tujuan.............................................................................................. 2
TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………………… 3
BAHAN
DAN METODE...........................................................................
6
Alat dan Bahan................................................................................
6
Alat......................................................................................... 6
Bahan...................................................................................... 6
Waktu dan Tempat...........................................................................
6
Prosedur Kerja.................................................................................
6
HASIL
DAN PEMBAHASAN..................................................................
8
Hasil.................................................................................................
8
Pembahasan...................................................................................... 9
KESIMPULAN...........................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil Pengamatan Koloni Bakteri di
Colony Counter………………... 8
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan
mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang
tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat
diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu
bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara, tergantung pada bahan dan
jenis mikrobanya (Dwidjoseputro, 2005).
Jumlah
mikrobia pada suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara,
tergantung pada bahan dan jenis mikrobia yang ditentukan. Jenis populasi
mikroba dalam tanah, air, bahan makanan dan lain-lainnya berbeda-beda
tergantung pada susunan bahan tersebut. Ada dua cara perhitungan jumlah
mikrobia yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak
langsung (Soetarto et al, 2008).
Pada
tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi
sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang
mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya
diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan
atau metode hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan
memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Ali, 2005.).
Metode
perhitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang hidup dapat
berkembang menjadi koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan adalah
indeks bagi jumlah mikroorganisme yang terkandung dalam sampel. Teknik yang
harus dikuasai dari metode ini adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil
pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah semua koloni diamati untuk
memenuhi persyaratan statistik. Cawan yang dipilih untuk menghitung koloni
adalah cawan yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Organisme yang
terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang
terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan (Waluyo,
2007).
Ada
dua metode plate count yang sering
digunakan, yaitu metode sebaran dan metode tuang. Asumsi digunakannya metode
ini adalah bahwa setiap satu sel mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk
satu koloni yang dapat dilihat dengan kasat mata. Pada metode sebaran, volume
yang dibutuhkan adalah 0.1 ml agar sampel tersebut sapat tersebar, terendam,
dan teresap. Karena jika lebih, maka sampel akan mengendap dan mengumpul
sehingga menyulitkan dalam perhitungan (Ali, 2005).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali
ini adalah agar praktikan dapat mengetahui cara menghitung koloni bakteri
menggunakan alat colony counter.
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah
koloni mikroba dapat diperkirakan dengan suatu metode perhitungan. Terdapat dua
metode perhitungan bakteri atau mikroba yaitu dengan metode hitung secara
langsung (direct methode) dan metode
perhitungan secara tidak langsung (indirect
methode) dengan hitungan cawan baik dengan metode penyebaran maupun metode
penuangan. Suatu sampel diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per
ml, per gram, atau per cm permukaan. Diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan
pada media agar di dalam cawan petri, sehingga setelah inkubasi akan terbentuk
koloni pada cawan tersebut dalam jumlah yang tepat dihitung dimana
jumlah terbaik adalah 30-300 koloni. Beberapa koloni yang bergabung menjadi
satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni dapat
dihitung sebagai satu koloni dan satu rantai koloni (Pelczar, 2008).
Cara
menghitung sel individu di dalam volume sangat kecil biasanya
dilakukan dengan colony chamber. Colony chamber diatur sedemikian rupa
sehingga kotak-kotak dengan luas tertentu dan lapsan cair serta kedalaman yang
tidak di ketahui daapat dimasukkan di antara gelas objek dengan gelas tutup
akibatnya volume cairan yang menutupi setiap setiap kotak diketahui dengan
tepat. Cara peable count atau disebut juga sebagai standar plate
count didasarkan bahwa setiap sel mikroba hidup dalam suspensi atau tumbuh
menjadi sesuai setelah massa inkubasi, jumlah koloni yang dihitung
dan merupakan praktikum atau dugaan dari jumlah mikroba dalam suspensi tersebut
(Bibiana, 2010).
Metode
hitungan cawan merupakan metode yang digunakan untuk menghitung dan pembahasan
mikroba dalam bahan pangan. Metode ini adalan cara yang paling sensitif untuk
menghitung dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba.
Kelemahan metode cawan diantaranya hasil perhitungan tidak menujukkan jumlah
yang sesungguhnya, medium dan kondisi yang berbeda memungkinkan
hasil yang berbeda, mikroba yang di tumbuhkan harus dapat tumbuh ada
medium padat (Irianto, 2013).
Metode
TPC merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode
pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode
per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolat yang
telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang
digunakan sekitar 1 ml suspensi ke dalam cawan petri
steril, dan menuangkan media penyubur atau nutrisi untuk makanan mikroba
(Dwijoseputro, 2010).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji
penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji
pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan
menggunakan metode cawan petri yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan
pada percobaan ini (Dwidjoseputro, D.2005)
Karena
ukuran bakteri sangat kecil, menghitung jumlah bakteri dalam sampel bisa sulit.
Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, mereka memerlukan banyak waktu
dan keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah untuk menyebarkan bakteri
di wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan menghitung jumlah koloni
yang tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, setiap sel bakteri dalam sampel
asli harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya, sampel bakteri harus
diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar. Ketika bermaksud untuk
menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu cara untuk melakukan ini
adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena jumlah sel bakteri biasanya
sangat tinggi dalam sampel asli anda (Dwidjoseputro, 2005)
Metode
ini memiliki beberapa kelemahan, namun cedera bakteri mungkin tidak selalu
membentuk koloni. Juga, karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer
mendukung pertumbuhan semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan
keluar dari setiap prosedur penghitungan yang diberikan (Dwidjoseputro, 2005)
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah colony counter.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah media yang berisi jumlah bakteri
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 20 November 2019, pada pukul 13.00-14.40 WITA di Laboraturium
Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah
1.
Menyiapkan alat
dan bahan
2.
Letakkan cawan
petri yang berisi koloni pada alat penghitung colony counter
3.
Hitunglah jumlah
koloni bakteri. Perhitungan dapat dilakukan dengan meletakkan cawan petri
secara terbalik atau tutup cawan petri terbuka
4.
Gunakan garis
tebal pada dasar berpola kotak-kotak sebagai pedoman
5.
Dengan alat
perhitungan mekanisme tangan, hitunglah jumlah koloni pada garis teratas lalu
dari kiri ke kanan dibawah dan seterusnya
6.
Hitunglah dengan
rumus :

HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam
praktikum ini adalah :
Tabel 1. Hasil pengamatan koloni
bakteri di colony counter
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Hasil pengamatan di bawah alat
colony counter didapatkan 23 koloni bakteri
|
Hasil
perhitungan :
Diketahui F = 10-5
P = 10-1
Jumlah koloni = 23 koloni
Ditanya
CC…..?
Rumus
Jawab
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas
tentang menghitung kerapatan koloni
bakteri dengan menggunakan colony counter. Hal pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan media NA yang digunakan sebagai tempat biakan bakteri, biakan
tersebut didapatkan pada praktikum sebelumnya yaitu praktikum isolasi mikroba
dari tanah, koloni bakteri tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat
penghitung koloni yang disebut colony counter.
Colony
counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme
dalam cawan petri yang biasanya dilengkapi dengan pencatat elektronik. Bakteri
yang akan dihitung adalah bakteri yang masih hidup, dengan melakukan pengeceran
dari medium bakteri misalnya sampai 3 kali dalam tabung reaksi. Kemudian
bakteri ditanam dan diinkubasi, setelah itu dihitung koloni yang tumbuh.
Perhitungan
jumlah koloni bakteri dipermudah dengan adanya counter electronik. Dengan
adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai koloni bakteri yang dihitung
dengan menggunakan pen yang terhubung dengan counter. Setiap koloni yang
ditandai maka counter akan menghitung.
Pada penghitungan jumlah koloni
bakteri pada biakan sebelumnya didapatkan 23 koloni, selanjutnya dimasukkan
dalam rumus perhitungan yaitu CC (Colony Counter) sama dengan jumlah koloni
dibagi fx pengenceran dikali ml suspense yang digunakan, diketahui jumlah
koloni 23, fx pengenceran yaitu 10-5 (pada praktikum sebelumnya
dilakukan 5 kali pengenceran), dan ml suspense yaitu 10-1. Selanjutnya
dimasukkan dalam perhitungan yaitu 23 dibagi 10-5 dikali 10-1
didapatkan hasil 23 × 106 CFU/ ml atau 23.000.000 CFU/ml ,CFU
sendiri kepanjangan dari Colony Forming Unit.
Perhitungan
jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara
decimal. Semakin tinggi jumlah mikroba yang terdapat di dalam sampel, semakin
tinggi pengenceran yang harus dilakukan.
KESIMPULAN
Adapun
kseimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah
1.
Colony counter
adalah Alat yang berguna untuk mempermudah penghitungan koloni yang tumbuh
setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar.
2.
Faktor yang
dapat mempengaruhi hasil penghitungan koloni pada metode
hitungan cawan adalah tingkat pengenceran
3.
Hasil
perhitungan yang didapatkan adalah 23 × 106 atau 23.000.000 CFU/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Alimuddin. 2005.Mikrobiologi
Dasar. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Bibiana. 2010. Analisis Mikroba di
Laboratorium. PT. Raya Grafindo Persada. Jakarta.
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Dwidjoseputro.
2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djembatan: Jakarta
Irianto
K. 2013. Mikrobiologi Medis. Alfabeta. pp: 415-419. Bandung.
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C.
S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. UI Press. Jakarta.
Soetarto, M., Pudjarwoto, S., and
Nurindah P. 2008. Analisis Mikroorganisme. EGC, Jakarta.
Waluyo,
2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Makassar.
Waluyo,
L., 2009. Mikrobiologi Umum. UPT Penerbitan UMM. Bandung.
Komentar
Posting Komentar