PEMBUATAN LARUTAN PATI
PEMBUATAN LARUTAN PATI
(Laporan
Praktikum Biokimia Tanaman)
Oleh
:
Samsudin
1710517210017
Kelompok
Oksigen (O2)
PROGRAM
STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019

Halaman
DAFTAR
ISI...............................................................................................
i
DAFTAR
TABEL.......................................................................................
ii
PENDAHULUAN......................................................................................
1
Latar Belakang.................................................................................
1
Tujuan.............................................................................................. 3
TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................... 4
BAHAN
DAN METODE...........................................................................
7
Alat dan Bahan................................................................................
7
Alat......................................................................................... 7
Bahan...................................................................................... 7
Waktu dan Tempat...........................................................................
7
Prosedur Kerja.................................................................................
7
HASIL
DAN PEMBAHASAN..................................................................
9
Hasil.................................................................................................
9
Pembahasan...................................................................................... 12
KESIMPULAN
DAN SARAN..................................................................
14
Kesimpulan...................................................................................... 14
Saran................................................................................................ 14
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil
Pengamatan Larutan Pati Kentang.......................................... 9
2. Hasil
Pengamatan Larutan Pati Kacang Tanah Rebus..................... 11
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kentang
(Solanum tuberosum L.) berasal dari pegunungan Andes di Bolivia dan
Peru, yang mempunyai karakteristik hari pendek, suhu rendah, dan kelembaban
tinggi. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah 17–20°C. Tanaman
kentang yang menerima suhu melebihi suhu optimum tersebut dapat dikatakan
mengalami cekaman suhu tinggi. Tanaman mengalami berbagai perubahan morfologi
tanaman dan umbi, serta penurunan produksi umbi, sebagai respons terhadap
cekaman suhu tinggi tersebut (Wahid et al., 2007).
Solanum
tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai
kentang merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat
menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjang bisa mencapai 50 – 120 cm dan
tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau
keungu-unguan. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat
halus. Selain mempunyai organ-organ di atas, kentang juga mempunyai organ umbi.
Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini
merupakan tempat untuk menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa
dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang
baru. Kentang termasuk tanaman setahun yang ditanam untuk dipanen umbinya. Umbi
kentang merupakan ujung stolon yang membesar dan merupakan organ
penyimpanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi. Pada stadia awal
tumbuhnya, stolon sepintas seperti akar biasa. Warnanya lebih putih dan
biasanya lebih panjang daripada akar cabang. Ukurannya juga lebih besar. Stolon
amat lunak dan berisi lebih banyak cairan dibanding akar. Stolon inilah yang
bakal menghasilkan umbi kentang. Setelah mencapai ujung maksimal, stolon akan
menggembung pada ujungnya (Hartus, 2001).
Warna buah
kentang bervariasi mulai hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat,
berdiameter kurang lebih 2,5 cm dan berongga dua. Buah mengandung sekitar 500
bakal biji, tetapi yang dapat berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10
– 300 biji. Biji kentang berwarna coklat muda (krem), berdiameter kurang lebih
0,5 milimeter dan mempunyai masa dormansi lebih kurang 6 bulan (Hartus,
2001).
Kentang
merupakan tanaman semusim yang memiliki potensi untuk diekspor ke negara lain.
Tanaman ini termasuk tanaman pangan utama keempat dunia, setelah padi, gandum
dan jagung. Kentang dapat digunakan sebagai sayur maupun olahan dalam bahan
baku industri misalnya potato chip/keripik, pakan dan berpotensi untuk
biofarmaka. Salah satu kentang yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu kentang
varietas Granola yang biasanya dimanfaatkan sebagai kentang sayur. kentang varietas Granola memiliki kualitas
mutu yang unggul karena produktivitasnya dapat mencapai 30-35 ton/ha. Selain
itu, Granola tahan terhadap serangan penyakit, dapat dipanen dalam waktu 80
hari dan sering dijadikan sebagai sayur maupun bahan baku industri untuk
keripik( Setiadi, 2009).
Tanaman kacang
tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal
dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya
kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke
benua Asia sampai ke Indonesia. Kacang tanah adalah salah satu tanaman ekonomi
yang mengandung lemak dan protein dan mampu tumbuh dilahan kering.
Meskipun demikian, pertumbuhan dan produksinya tergantung pada tersedianya
air. Pada lahan kering, ketersediaan air sangat tergantung pada hujan
(Purwono dan Purnamawati, 2007).
Kacang tanah
memiliki beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah digunakan sebagai
bahan makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang tanah di
dalam masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah sehingga produksi
kacang tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang banyak. Kacang
tanah sebagai bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh bahan baku
industry yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek, manisan
dan lain-lain (Pitojo, 2005).
Peningkatan
produksi kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti perluasan
penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-lain
tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan
yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit
tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang
serangan karat daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun
(Hidayat, 2004).
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui perbedaan larutan pati
dan non pati dari berbagai produk tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah sumber energi yang utama. Ada 2 jenis karbohidrat yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Dalam tubuh keduanya diubah
menjadi gula darah untuk sumber energi. Karbohidrat sederhana adalah aneka jenis
gula yang langsung membentuk kalori jika dikonsumsi. Karbohidrat kompleks
merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan serat serta lebih
bermanfaat untuk tubuh. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari dianjurkan sebanyak
60% dari kebutuhan kalori sehari. Sumber karbohidrat adalah nasi, jagung, roti,
ubi, tepung-tepungan, dan hasilnya seperti mie, macaroni dan lain-lain
(Soenardi, 2002).
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama
antara berbagai tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah
satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi
molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama
membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa,
ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa
dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan
satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Poedjiadi, 2006).
Dalam tubuh
manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi
CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel
tanaman yang berklorofil (Winarno, 2004).
Amilum adalah
jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum merupakan suatu
senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan
dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk
fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,
dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering
umbi kentang (Gunawan,2004).
Secara umum,
amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amilum
dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.
Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah
dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja
terhadap amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum
diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi, 2009).
Tanaman dengan
kandungan amilum yang digunakan di bidang pertanian adalah jagung (Zea mays),
Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela
rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima)
(Gunawan, 2004)
Alat dan Bahan
Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Tabung Reaksi, Parutan, Neraca
Analitik, Gelas Piala, Gelas Ukur, Kertas Saring dan Sentrifuge.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Kentang, Kacang Tanah
Rebus, Ubi Jalar, Tomat, Singkong, Apel, Akuades dan Kertas Label.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 27-28 Maret 2019, pukul
09.50-11.30 WITA. Di laboraturium Kimia Analisis Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Prosedur Kerja
Adapun prosedur
kerja praktikum kali ini adalah :
1. Mencuci
bersih dan mengupas bahan tanaman yang akan digunakan.
2. Menimbang
bahan seban yak 100 gr mengunakan neraca analitik.
3. Menghaluskan
bahan mengunakan parutan.
4. Memasukkan
bahan kedalam gelas piala.
5. Menambahkan
50 ml akuades kedalam gelas piala.
6. Menyiapkan
gelas piala yang lain sudah diberi saringan diatasnya.
7. Meletakkan
bahan diatas saringan untuk memisahkan cairannya.
8. Bahan
direndam kemabli dalam 50 ml air destilasi.
9. Menyaring
kembali cairan tersebut.
10. Memasukkan
masing-masing larutan kedalam 3 buah tabung reaksi sebanyak 10 ml.
11. Memberi
label pada 3 buah tabung rekasi.
12. Tabung
reaksi 1 = diamkan selama 24 jam
Tabung reaksi 2 = didihkan
Tabung reaksi 3 = disentrifuge
13. Pengamatan
1. Bagaimana
rasa dari larutan
2. Kondisi
larutan (tercampur merata atau terpisah)
3. Ada/tidaknya
endapan
4. Perubahan
wujud
5. Apakah
ada bau
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dilaboratorium maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan Pati Kentang
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Didiamkan selama 24 jam
|
-
Pengamatan sebelum
didiamkan selama 24 jam
1. Adanya
rasa hambar
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Tidak
terdapat endapan
4. Tidak
adanya perubahan wujud
5. Memiliki
bau kentang berkarat
-
Pengamatan setelah
didiamkan selama 24 jam
1. Adanya
rasa kentang hambar/tawar
2. Kondisi
larutan terpisah tidak merata
3. Terdapat
endapan
4. Tidak
adanya perubahan wujud
5. Memiliki
bau kentang basi
|
2
|
Disentrifuge
|
-
Pengamatan sebelum
disentrifuge
1. Adanya
rasa hambar
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Tidak
terdapat endapan
4. Tidak
adanya perubahan wujud
5. Memiliki
bau kentang berkarat
-
Pengamatan setelah
disentrifuge
1. Adanya
terdapat minyak sedikit
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Terdapat
endapan
4. Tidak
terdapat perubahan wujud
5. Memiliki
bau kentang
|
3
|
Dididihkan
|
-
Pengamatan sebelum dididihkan
1. Adanya
rasa hambar
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Tidak
terdapat endapan
4. Tidak
adanya perubahan wujud
5. Memiliki
bau kentang berkarat
-
Pengamatan sesudah dididihkan
1. Adanya
rasa minyak
2. Kondisi
larutan sedikit terpisah / sedikit tercampur merata
3. Ada
terdapat endapan
4. Tidak terdapat
perubahan wujud
5. Memiliki
bau kentang rebus
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan Larutan Pati Kacang Tanah
Rebus
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Didiamkan
selama 24 jam
|
-
Pengamatan sebelum
didiamkan selama 24 jam
1. Adanya
rasa kacang dan sepet
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Belum
ada endapan
4. Tidak
terdapat perubahan wujud
5. Mempunyai
bau kacang
-
Pengamatan setelah
didiamkan selama 24 jam
1. Adanya
rasa kacang rebus berminyak
2. Kondisi
larutan kental dan terpisah
3. Terdapat
endapan
4. Terdapat
perubahan wujud
5. Mempunyai
bau menyengat seperti telur rebus
|
2
|
Disentrifuge
|
-
Pengamatan sebelum
disentrifuge
1. Adanya
rasa kacang dan sepet
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Belum
ada endapan
4. Tidak
terdapat perubahan wujud
5. Mempunyai
bau kacang
-
Pengamatan setelah disentrifuge
1. Adanya
rasa kacang
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Terdapat
endapan
4. Tidak
terdapat perubahan wujud
5. Terdapat
bau kacang
|
3
|
Dididihkan
|
-
Pengamatan sebelum
dididihkan
1. Adanya
rasa kacang sepet
2. Kondisi
larutan tercampur merata
3. Tidak
terdapat endapan
4. Tidak
terdapat perubahan wujud
5. Terdapat
aroma kacang
-
Pengamatan setelah
dididihkan
1. Terdapat
rasa kacang
2. Kondisi
larutan tidak tercampur
3. Terdapat
endapan
4. Tidak
terdapat perubahan wujud
5. Memiliki
aroma kacang
|
Pembahasan
Pada praktikum pembuatan
larutan pati menggunakan bahan kentang dan kacang tanah rebus dengan cara
memarut bahan produk makanan tersebut menggunakan parutan untuk menghasilkan
larutan pati dengan diberikan beberapa pengamatan seperti didihkan,
disentrifuge, dan didiamkan selama 24 jam.
Pada kentang
didapat hasil yaitu sebelum didihkan, disentrifuge dan didiamkan 24 jam seperti
adanya rasa hambar, kondisi larutan tercampur merata, tidak terdapat endapan, tidak
adanya perubahan wujud, memiliki bau kentang berkarat. yang menyebabkan kentang
berkarat itu karena parutan yang digunakan berkarat sehingga bau yang
dihasilkan beraroma kentang berkarat.
Hasil pengamatan
kentang setelah didihkan yaitu adanya rasa minyak, kondisi larutan sedikit
terpisah / sedikit tercampur merata, ada terdapat endapan, tidak terdapat
perubahan wujud, memiliki bau kentang
rebus. setelah disentrifuge didapatkan
hasil yaitu adanya terdapat minyak sedikit, kondisi larutan tercampur merata, terdapat
endapan, tidak terdapat perubahan wujud, memiliki bau kentang.
Pada kacang
tanah rebus didapatkan hasil yaitu adanya rasa kacang dan sepet, kondisi
larutan tercampur merata belum, ada endapan, tidak terdapat perubahan wujud, mempunyai
bau kacang sebelum dilakukan pengamatan dididiamkan 24 jam, disentrifuge, dan
dididihkan.
Hasil yang
didapat setelah didiamkan selama 24 jam yaitu adanya rasa kacang rebus
berminyak, kondisi larutan kental dan terpisah, terdapat endapan terdapat
perubahan wujud, mempunyai bau menyengat seperti telur rebus. pada pengamatan
setelah disentrifuge yaitu adanya rasa kacang, kondisi larutan tercampur merata,
terdapat endapan, tidak terdapat perubahan wujud, terdapat bau kacang.
sedangkan setelah dididihkan adalah terdapat rasa kacang, kondisi larutan tidak
tercampur, terdapat endapan, tidak terdapat perubahan wujud dan memiliki aroma
kacang.
Berdasarkan
hasil disimpulkan bahwa kentang merupakan zat tanaman yang mengandung pati,
pati (starch)
adalah karbohidrat kompleks yang disimpan dalam tanaman dan digunakan
untuk pangan, misalnya jagung, kentang, gandum, dan beras. pati juga memiliki
ciri khas yaitu berasa tawar atau hambar sedangkan pada kacang tanah rebus
disimpulkan bukan produk makanan yang mengandung pati atau amilum.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
praktikum kali ini adalah
1. Pada
kentang didapat hasil yaitu sebelum didihkan, disentrifuge dan didiamkan 24 jam
seperti adanya rasa hambar, kondisi larutan tercampur merata, tidak terdapat
endapan, tidak adanya perubahan wujud, memiliki bau kentang berkarat.
2. Pada
kacang tanah rebus didapatkan hasil yaitu adanya rasa kacang dan sepet, kondisi
larutan tercampur merata belum, ada endapan, tidak terdapat perubahan wujud,
mempunyai bau kacang sebelum dilakukan pengamatan dididiamkan 24 jam,
disentrifuge, dan dididihkan.
3. Kentang
merupakan produk makanan yang yang mengandung pati tinggi sedangkan kacang
tanah rebus merupakan produk makanan non pati
Saran
Sebaiknya saat
praktikum perlu lebih diawasi para praktikannya dan disarankan kepada mereka
untuk serius jangan terlalu banyak bercanda, dan untuk membawa bahan praktikum
diberitahu 3 hari sebelum praktikum agar para praktikan tidak kewalahan
mencari.
DAPTAR PUSTAKA
Gunawan,D.,Mulyani,S.2004.Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid
1. Penebar Swadaya. Jakarta
Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas
Virus. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hidayat, dkk. 2004. Analisis Pengembangan Lahan
Untuk Tanaman Kacang Tanah di Jawa Barat dari Data Landsat Dengan Sistem
Informasi Geografis. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Ciltra
Digital 1(1): 46-50.
Pitojo, S. 2005.
Benih Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 75 hlm.
Poedjiadi, A. 2006. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Poedjiadi. 2009.
Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Purwono dan Heni Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis
Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Depok.
Setiadi. 2009. Kentang: Varietas dan Pembudidayaan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Soenardi, T. 2002. Makanan Alternatif Untuk
Ketahanan Pangan Nasional. Buku Kompas. Jakarta.
Wahid, A, Gelani, S, Ashraf, M & Foolad, MR
2007, ‘Heat tolerance in plants: an overview’, Environ. Exp. Bot., vol. 61,
pp.199-223.
Winarno, F. O.
2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Komentar
Posting Komentar