ISOLASI PATOGEN DARI TANAH ( I )


ISOLASI PATOGEN DARI TANAH ( I )
(Laporan Praktikum Patogen Tular Tanah)




                                                                                 

Oleh :
Samsudin
1710517210017
Kelompok 5













PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................              i
DAFTAR TABEL.......................................................................................             ii
PENDAHULUAN......................................................................................            1
Latar Belakang.................................................................................            1
Tujuan..............................................................................................             2
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................             3
BAHAN DAN METODE...........................................................................            5
Alat dan Bahan................................................................................            5
Alat.........................................................................................             5
Bahan......................................................................................             5
Waktu dan Tempat...........................................................................            5
Prosedur Kerja.................................................................................            5
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................            8
Hasil.................................................................................................            8
Pembahasan......................................................................................           10
KESIMPULAN...........................................................................................          13
DAFTAR PUSTAKA                                                                                               





DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                        Halaman
1. Cara Isolasi Patogen dari Tanah Dengan Cara 5..................................                8
2. Hasil Pengamatan Isolasi Patogen dari Tanah Dengan Cara 5.............             10



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikroorganisme dalam suatu lingkungan alami merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme baik dari tanah, air, makanan serta hewan maupun tumbuhan. Pemisahan mikroorganisme perlu dilakuan untuk mengetahui jenis, karakteristik, morfologi, fisiologi, kultural mikroorganisme tersebut, yang kemudian dikenal dengan teknik pemisahan mikroorganisme yang disebut dengan isolasi (Irianto, 2006).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba (Sutedjo, 1996).
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangat beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani, 2002).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati  (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies  (Dwidjoseputro, 2005).

Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara isolasi patogen dari tanah mengunakan buah sayur dan umbi.
TINJAUAN PUSTAKA
Kentang merupakan tanaman semusim yang memiliki potensi untuk diekspor ke negara lain. Tanaman ini termasuk tanaman pangan utama keempat dunia, setelah padi, gandum dan jagung. Kentang dapat digunakan sebagai sayur maupun olahan dalam bahan baku industri misalnya potato chip/keripik. Pakan dan berpotensi untuk biofarmaka. Salah satu kentang yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu kentang varietas Granola yang biasanya dimanfaatkan sebagai kentang sayur. kentang varietas Granola memiliki kualitas mutu yang unggul karena produktivitasnya dapat mencapai 30-35 ton/ha. Selain itu, Granola tahan terhadap serangan penyakit, dapat dipanen dalam waktu 80 hari dan sering dijadikan sebagai sayur maupun bahan baku industri untuk keripik (Setiadi, 2009).
            Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari pegunungan Andes di Bolivia dan Peru, yang mempunyai karakteristik hari pendek, suhu rendah, dan kelembaban tinggi. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah 17–20°C. Tanaman kentang yang menerima suhu melebihi suhu optimum tersebut dapat dikatakan mengalami cekaman suhu tinggi. Tanaman mengalami berbagai perubahan morfologi tanaman dan umbi, serta penurunan produksi umbi, sebagai respons terhadap cekaman suhu tinggi tersebut (Wahid et al., 2007).
Di Indonesia kentang adalah merupakan sebagian kecil dari komoditi pangan yang dibutuhkan sepanjang tahun selain beras yang merupakan bahan pangan utama. Pada setiap tahun kebutuhan kentang sebagai komoditi sayuran segar ataupun sebagai pangan alternatif terus meningkat hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah penduduk, peningkatan penghasilan masyarakat, kesadaran kebutuhan gizi masyarakat, permintaan ekspor serta permintaan industri pengolahan kentang. Hasil produksi tanaman kentang dari tahun 2008 sampai tahun 2012, dapat dikatakan tidak mengalami kenaikan yang signifikan, dimana produksinya masih berkisar 1,071,543 sampai 1,094,232 ton/tahun. Dan juga produktivitasnya cukup rendah, yang berkisar 16,70 sampai 16,02 ton/ha (Dirjen Horti Kementerian Pertanian, 2014).
Produksi kentang sejauh ini masih banyak dibudidayakan pada daerah pegunungan dengan ketinggian 1,500 sampai 2,500 m dpl, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan erosi. Langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan dilakukan pengembangan budidaya kentang pada daerah ketinggian medium 300 sampai 700 m dpl (Prabaningrum et al., 2014).
Bunga tanaman kentang berjenis kelamin dua (bunga sempurna), yang tersusun dalam karangan bunga dan tumbuh pada ujung batang, dengan tiap karangan memiliki 7-15 kuntum bunga. Mahkota bunganya berbentuk terompet yang bagian atasnya berbentuk bintang. Warna bunga kentang beraneka macam, ada yang putih, merah muda, ungu atau biru (Hartus, 2001).
Warna buah kentang bervariasi mulai hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, berdiameter kurang lebih 2,5 cm dan berongga dua. Buah mengandung sekitar 500 bakal biji, tetapi yang dapat berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10 – 300 biji. Biji kentang berwarna coklat muda (krem), berdiameter kurang lebih 0,5 milimeter dan mempunyai masa dormansi lebih kurang 6 bulan (Hartus, 2001). 

BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah toples, pisau/cutter dan timbangan.

Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah terong, umbi kentang, cling warp, tanah, air steril dan tisu.

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 April 2019, pada pukul 13.00 – 14.40 WITA. di Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah :
Cara 1
1.    Ambil terong lalu potong menjadi 2 bagian.
2.    Setiap sisi terong di lobangi menggunakan pisau sedalam 1 cm.
3.    Ambil tanah yang sudah di siapkan, dan masukan dalam lubang pada terong. Lalu tetesi air steril hingga lembab.
4.    Cling warp bagian terong yang berisi tanah.
5.    Tutup dengan alumunium foil.
6.    Masukan dalam toples dan tutup dengan alumunium foil.
Cara 2
1.    Mencuci kentang.
2.    Masukan tanah ke dalam toples.
3.    Masukan kentang yang sudah dipotong 2 bagian.
4.    Menetesi air staril di sekeliling tanah sampai lembab.
5.    Tutup dengan alumunium foil.
Cara 3
1.    Mencuci kentang sampai bersih.
2.    Memotong kentang menjadi 8 bagian potong dadu.
3.    Menetesi tisu yang ada di dalam cawan petri dengan air steril.
4.    Masukan 4 potongan kentang ke dalam cawan petri dengan 4 titik.
5.    Menaburi secukupnya tanah yang bergejala di atas potongan kentang.
6.    Tutup cawan petri lalu cling warp.
Cara 4
1.    Mencuci terong.
2.    Masukan tanah ke dalam toples.
3.    Memotong terong menjadi 2 bagian.
4.    Taruh terong pada tanah yang terkena tusukan.
5.    Kemudian tetesi air steril agar lembab.
6.    Tutup dengan alumunium foil.
Cara 5
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menimbang tanah sebanyak 5 gram pada timbangan.
3.      Memasukkan tanah yang telah di timbang kedalam gelas beaker yang berisi 200 ml air steril, shaker dengan tangan secara perlahan-lahan atau hingga homogen.
4.      Mencuci kentang kemudian, potong kentang menjadi 2 bagian, kemudian rendam potongan tersebut ke dalam gelas beaker yang di masukkan tanah sebelumnya, tunggu hingga 5 menit
5.      Setelah 5 menit, potongan kentang yang telah di rendam dimasukkan kedalam toples dengan bekas potongan menghadap ke atas
6.      Menutup toples dengan aluminium foil, beri label pada toples, dan lakukan inkubasi selama 48 jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Cara Isolasi Patogen dari Tanah Dengan Cara 5
No
Gambar
Keterangan
1

Mencuci kentang dengan air hingga bersih.
2

Memotong kentang menjadi dua bagian mengunakan cutter.
3

Menimbang tanah yang akan dibuat suspensi sebanyak 5 gram.

Tabel 1. Lanjutan
4


 

Memasukkan tanah kedalam gelas beaker yang telah berisi 200 ml air steril.
5.



Menshaker gelas beaker yang berisi tanah sebelumnya menggunakan tangan hingga menjadi homogen.
6.





Merendamkan kentang kedalam gelas beaker yang berisi suspensi tanah selama 5 menit kemudian angkat.
7



Memasukkan potongan kentang yang telah direndam sebelumnya kedalam toples lalu tutup rapat dengan aluminium foil, serta beri label untuk memudahkan saat pengamatan.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Isolasi Patogen dari Tanah Dengan Cara 5
No
Gambar
Keterangan
1.

 
Pengamatan hari pertama mendapatkan hasil belum ada atau tidak ada tumbuhnya bakteri pada kentang dan kentang pun masih segar atau belum mengalami pembusukan.
2.


Pengamatan hari kedua mendapatkan hasil belum ada atau tidak ada tumbuhnya bakteri pada kentang dan kentang mulai layu atau belum mengalami pembusukan.
3.


Pengamatan hari ketiga masih belum menunjukkan gejala tumbuhnya bakteri pada kentang dan kentang layu.

Pembahasan
            Pada praktikum kali ini membahas tentang isolasi patogen tanah menggunakan kentang sebagai media untuk tumbuhnya patogen tular tanah nanti. Hal pertama yang dilakukan adalah mencuci kentang sampai bersih karena kentang akan digunakan sebagai media biakan nantinya, potong menjadi dua bagian kentang lalu sisihkan.
Selanjutnya menimbang tanah yang sebelumnya diduga terkena gejala yang disebabkan oleh salah satu patogen tular tanah sebanyak 5 gram, kemudian tanah tersebut dimasukkan kedalam gelas beaker yang sebelumnya telah diisi dengan air steril 200 ml. Kemudian shaker perlahan-lahan menggunakan tangan untuk membuat suspensi tanah.
Kentang yang telah dipotong dua dimasukkan kedalam gelas beaker yang berisi suspensi tanah yang dibuat sebelumnya, rendam selama 5 menit yang bertujuan agar kentang yang digunakan sebagai media biakan dapat menyerap suspensi tanah yang dibuat secara optimal. Setelah kentang direndam kemudian angkat lalu masukkan kedalam toples, tutup dengan aluminium dengan rapat.
            Pengamatan dilakukan selama 3 hari, Pengamatan hari pertama mendapatkan hasil belum ada atau tidak ada tumbuhnya bakteri pada kentang dan kentang pun masih segar atau belum mengalami pembusukan. Lalu Pengamatan hari kedua mendapatkan hasil belum ada atau tidak ada tumbuhnya bakteri pada kentang dan kentang mulai layu atau belum mengalami pembusukan. Dan pada Pengamatan hari ketiga masih belum menunjukkan gejala tumbuhnya bakteri pada kentang dan kentang menjadi sedikit layu.
            Beberapa faktor yang diduga penyebab sehingga pada kentang yang digunakan sebagai media biakan tidak tumbuh bakteri. Pertama patogen yang berasal dari tanah tidak terlalu ganas serangannya pada tanaman inang sebelumnya, kedua lingkungan tempat tumbuhnya bakteri pada media biakan kentang tidak mendukung, dan inang tempat tumbuhnya yaitu kentang tidak sesuai dengan tempat tumbuh bakteri karena mungkin inang dari bakteri tersebut bukan kentang.
Ada faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pathogen tanah yaitu sebagai berikut, Kelembapan sangat berperan penting bagi pertumbuhan patogen dalam bentuk kecambah spora. Infeksi patogen dapat menginfeksi tanaman dengan terbawa angin dan biasanya paling baik terjadi dalam setetes air baik air hujan, kabut maupun embun. Pada umumnya patogen tanah tergantung pada jenis patogen tanah itu tersebut.

KESIMPULAN
            Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Pada hari ke 1 sampai hari ke 3 tidak ditemukan gejala adanya patogen tular tanah yang tumbuh pada media kentang yang disebutkan.
2.      Faktor yang diduga penyebab sehingga pada kentang yang digunakan sebagai media biakan tidak tumbuh bakteri yaitu patogen tidak reaktif, inang tahan, dan lingkungan biakan tidak sesuai.
3.      Pada umumnya pathogen tanah tergantung pada jenis patogen tanah itu tersebut.
 DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L.  2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan. Cakrawala (Suplemen Pikiran Rakyat untuk Iptek). Farmasi FMIPA ITB. Bandung.
Ani Murniati. 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi. IPB Press. Bogor.
Dirjen Horti Kementerian Pertanian. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2013. Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya : Jakarta.
Irianto, K.. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme.  Jilid 1, Yrama Widya. Bandung.
Setiadi. 2009. Budidaya Kentang Berbagai Pilihan Varietas dan Pengadaan Benih. Penebar Swadaya. Depok.
Sutedjo, M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Wahid A. , S. Gelani, M. Ashraf, M.R. Foolad. 2007. Heat Toler­ance in Plants: An overview. Environmental and Experimental Botany.61: 199-223.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHITUNG KERAPATAN KOLONI BAKTERI DENGAN MENGGUNAKAN COLONY COUNTER

ISOLASI PATOGEN PADA TANAMAN BERGEJALA

PENGENALAN ALAT-ALAT NEMATOLOGI DAN STERILISASI TANAH