PENGARUH PEMANGKASAN TAJUK DAN UMBI TERHADAP TANAMAN KOLESOM (Talinum triangulare)


PENGARUH PEMANGKASAN TAJUK DAN UMBI TERHADAP TANAMAN KOLESOM (Talinum triangulare)
(Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan)



Description: C:\Users\ACER\Pictures\Logo-Unlam.png
                                                                                 

Oleh :
Samsudin
1710517210017
Kelompok 2





                                                                                          







PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................              i
DAFTAR TABEL.......................................................................................             ii
DAFTAR GRAFIK.....................................................................................            iii
PENDAHULUAN......................................................................................            1
Latar Belakang.................................................................................            1
Rumusan Masalah..........................................................................              4
Tujuan..............................................................................................             4
Hipotesis.........................................................................................              4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................              5
BAHAN DAN METODE...........................................................................            8
Alat dan Bahan................................................................................            8
Alat.........................................................................................             8
Bahan......................................................................................             8
Waktu dan Tempat...........................................................................            9
Prosedur Kerja.................................................................................            9
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................          11
Hasil.................................................................................................          11
Pembahasan......................................................................................           13
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................          18
Kesimpulan......................................................................................           18
Saran................................................................................................           19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN                                                                                                              

DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                                    Halaman
1. Hasil Pengamatan Tanaman Kolesom....................................................           11
2. Tinggi Tanaman Kolesom......................................................................            11
3. Panjang Daun, Lebar Daun dan Daun Menggulung Tanaman Kolesom           11

DAFTAR GRAFIK
Nomor                                                                                                                    Halaman
1. Tinggi Tanaman Kolesom......................................................................            12
2. Jumlah Daun Tanaman Kolesom...........................................................            12



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) atau lebih dikenal dengan nama Ginseng Jawa atau Kolesom Jawa merupakan salah satu tanaman hortikultura yang bisa dijadikan sebagai tanaman sayuran dan berkhasiat obat. Seluruh bagian tanaman mulai dari akar hingga daunnya, bisa dimakan. Daunnya biasa dijual sebagai sayuran. Daun kolesom bisa ditemukan di pasar tradisional atau supermarket dengan harga terjangkau dengan harga Rp 5.500,00 per 250 g pada tahun 2016. Daun kolesom juga mengandung senyawa flavonoid, asam fenolat dan antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Flavonoid termasuk kelompok dari senyawa fenolik (Mualim, 2012).
Daun kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) adalah salah satu jenis sayuran tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman kolesom telah lama dikenal di Indonesia dan digunakan sebagai tanaman obat tradisional. Daun kolesom biasanya dikonsumsi sebagai sayuran. Bagian utama yang dikonsumsi sebagai sayuran adalah daun dan pucuk muda. Cara mengonsumsi daun ini adalah dengan cara dilalap (dimakan mentah), dikukus, direbus, ataupun ditumis (Rifai, 1994).
Secara empiris daun kolesom digunakan sebagai obat diare, anti radang, afrodisiaka, dan menambah vitalitas. Uji fitokimia daun kolesom menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung saponin, triterpen, steroid, polifenol, dan minyak atsiri. Daun kolesom juga bermanfaat mengatasi masalah pencernaan, peradangan, radang paru-paru, demam, keringat dingin, dan gugup (Nugroho et al., 2002).
Daun kolesom mengandung bagian yang agak cair dan lengket ketika dipatahkan. Hal ini diduga karena daun kolesom mengandung pektin dalam jumlah yang cukup besar. Pektin merupakan komponen serat larut air yang dapat berfungsi menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Kadar pektin di dalamnya merupakan salah satu keunggulan daun kolesom ini sebab sebagian besar sayuran yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia lebih banyak mengandung serat tidak larut air sehingga fungsinya lebih ke arah menurunkan waktu onset makanan di usus sehingga melancarkan pencernaan, tidak berfungsi menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah (Aja et al. 2005).
Perlakuan selama budidaya, seperti pemupukan merupakan faktor yang mempengaruhi input yang diperoleh tanaman selama masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis mengenai pengaruh perlakuan budidaya terhadap kandungan fitokimia tanaman, termasuk pengaruh 2 pemupukan secara organik maupun anorganik terhadap kandungan serat pangan pada kolesom. Diketahui bahwa tanaman yang dibudidayakan secara organik mengandung lebih banyak gula dibandingkan tanaman anorganik (Hallmann & Rembialkowska 2006).
Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang rendah. Setiap ekor ayam kurang lebih menghasilkan ekskreta per hari sebesar 6,6% dari bobot hidup. Kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan kadar air 55% (Lingga, 1986).
Pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang sangat kekurangan unsur organik serta dapat memperkuat akar tanaman jagung manis. Itulah sebabnya pemberian pupuk organic kedalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah itu dapat tumbuh dengan baik. Dari kenyataan yang ada bahwa banyak masyarakat yang berpendapat khususnya petani bahwa kotoran ayam sangat baik jika diberikan pada tanaman jagung manis namun harus menggunakan dosis dan tata cara tertentu.menurut banyak orang, selain manfaat manfaatnya yang besar kotoran ayam sangat mudah diperoleh karena tidak sebanyak orang yang memelihara sapi ataupun kambing yang kotoranya sama-sama dijadikan pupuk organik (Subroto, 2009).
Kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk berbagai komoditas tanaman. Salah satunya adalah tanaman jagung manis karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman jagung manis serta menambah kesuburan tanah yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu sendiri. kotoran ayam merupakan kotoran yang di keluarkan oleh ayam sebagai proses makanan yang disertai urine dan sisa-sisa makanan 2 lainya. pupuk kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih dari unsur untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman (Harsono, 2009).
Rumusan Masalah
1.      Apakah dengan pemangkasan berpengaruh terhadap tajuk dan umbi kolesom ?
2.      Apakah dengan pemangkasan berpengaruh terhadap berat basah dan berat kering tajuk dan umbi kolesom ?

Tujuan
            Untuk mengetahui pengaruh pemangkasan terhadap tajuk dan umbi kolesom.

Hipotesis
1.      Pemangkasan dapat berpengaruh terhadap tajuk dan umbi kolesom.
2.      Pemangkasan dapat berpengaruh terhadap berat basah dan berat kering tajuk dan umbi kolesom.

TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi Kolesom
Divisio             : Spermatophyta
Class                : Dicotyledonae
Ordo                 : Archichlamydae
Familia            : Portulacaceae
Genus              : Talimum
Spesies             : Talimum triangulare ( jacq) Wild
Sinonim           : Talimum racemoseum Rahcbacg
Nama Daerah   : Posien, Gelang ( Jawa ), Krokot belanda ( sunda),
Batangnya jarang berkayu, bulat, halus, dan berwarna hijau cokelat. Tanaman ini pada umumnya banyak mengandung sel-sel lendir pada batang dan daun. Daunnya tunggal, lonjong, berseling, pangkal bulat, ujung meruncing. pertulangan menyirip dan berwarna hijau pucat, tepi rata, permukaan mengkilat.. Tanaman ini memiliki bunga majemuk, berbentuk malai, diujung batang, mahkota lonjong, berwarna ungu, benang sari ungu dan bercabang. Buahnya lonjong, kuning kehijauan. Bijinya lonjong pipih, hitam mengkilat, Akarnya seperti ginseng, berdaging tebal, tunggal, cokelat. Tanaman ini berkhasiat karena akar dan daunnya mempunyai saponan dan flavonoid, serta tanin. Akar tanaman ini memiliki rasa manis netral untuk menguatkan paru-paru dan afrodisiak, tonikum. Sedangkan daunnya untuk meningkatkan nafsu makan atau stomakik (Seswita, 2010).
Tanaman ginseng Jawa dapat tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.250 m.dpl dengan curah hujan 2.000 – 4.000 mm/tahun. Jenis tanah yang dikehendaki untuk membudidayakan ginseng Jawa adalah tanah liat berpasir atau tanah berpasir yang cukup subur, yaitu yang mengandung banyak humus atau memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya tidak kurang dari 75% (Seswita, 2010).
Tanaman ginseng Jawa dapat diperbanyak baik secara vegetatif maupun generatif. Akan tetapi, Ginseng Jawa lebih mudah dibiakkan dengan menggunakan stek batang atau cabang yang panjangnya 12 cm. Perbanyakan melalui stek batang memiliki tingkat keberhasilan tumbuh 98%, yaitu ketika stek mampu menghasilkan akar dan tunas (Seswita, 2010).
Akar ginseng Jawa dapat dipanen setelah tanaman berumur 7 bulan hingga lebih dari satu tahun. Akar ginseng Jawa dapat diperoleh dengan mencabut atau membongkar tanaman dengan garpu. Hasil panen untuk setiap tanaman adalah 140 – 220 g akar segar/tanaman atau 20 – 35 g akar kering/tanaman untuk T. paniculatum dan 175 – 220 g akar segar/tanaman atau 25 – 30 g akar kering/tanaman untuk T. triangulare (Seswita, 2010).
Di Indonesia, Ginseng Jawa juga dapat ditemui tumbuh liar di lahan-lahan masyarakat atau tempat yang lembab seperti selokan. Tanaman ini biasanya dapat muncul begitu saja di musim hujan tetapi sulit 11 ditemukan pada saat kemarau. Bagi sebagian masyarakat, tanaman ini dianggap sebagai tanaman pengganggu. Akan tetapi, sebagian lainnya ada yang memanfaatkan daun ginseng Jawa sebagai sayur dan akarnya sebagai obat tradisional. Akar dan daun ginseng Jawa memiliki berbagai efek farmakologis, diantaranya sebagai afrodisiak, pelancar ASI, penambah nafsu makan, dan antibiotik (Seswita, 2010).
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
            Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1.      Penggaris
2.      Saringan tanah
3.      Gembor
4.      Gunting/cutter
5.      Amplop kertas
6.      Oven
7.      Timbangan analitik
8.      Polybag
Bahan
            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1.      Tanaman kolesom muda
2.      Tanah
3.      Pupuk kandang
4.      Air
Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2019 sampai tanggal 2 Mei 2019. di Rumah Kaca dan Laboraturium Biologi Pertanian Jurusan Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah
A.    Mempersiapkan Tanam
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Menyaring tanah dengan saringan tanah dengan cara diayak
3.      Menyaring pupuk kandang ayam menggunakan saringan tanah
4.      Mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan tangan atau sampai tercampur merata
5.      Memasukkan campuran tanah dan pupuk kedalam polybag, basahi sedikit
6.      Memotong batang tanaman kolesom (pilih yang tidak berumur muda maupun kolesom yang tua) dengan cara potongan stek menggunakan cutter.
7.      Menancapkan batang tanaman yang dipotong pada polybag yang berisi campuran tanah dan pupuk
8.      Memberi label tanaman polybag 1 dan tanaman polybag 2
9.      Lakukan penyiraman pada pagi dan sore hari
B.     Melakukan Pemangkasan dan Pengukuran Tanaman
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Mengukur tinggi kedua tanaman dipolybag dengan penggaris
3.      menghitung jumlah daun, jumlah tunas daun sempurna, jumlah tunas daun, lebar daun dan panjang daun
4.      mencatat dan mengambil gambar setiap dilakukan penghitungan
5.      memangkas salah satu dari tanaman dipolybag dan diberi tanda bintang untuk memudahkan saat melakukan pengamatan
C.    Panen Tanaman
1.      menyiapkan alat dan bahan
2.      mengambil gambar tanaman kolesom sebelum dicabut
3.      mencabut tanaman kolesum secara hati-hati agar akar tanaman tidak putus
4.      memotong bagian akar dan pangkal tajuk tanaman kolesom dengan bantuan cutter
5.      memasukkan potongan akar dan tajuk tanaman kolesum pada masing-masing amplop, kemudian berilah keterangan
6.      menimbang potongan akar dan tajuk tanaman sebelum dilakukan pengovenan untuk menghitung berat basah
7.      memasukkan amplop pada oven selama 24 jam pada suhu 100o C
8.      mengeluarkan akar dan tajuk tanaman kolesom yang sudah di oven kemudian ditimbang berat keringnya
9.      lakukan perhitungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Adapun hasil dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tanaman Kolesom

Tanaman
Waktu pengamatan
7 HST
14 HST
21 HST
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
56 HST

Polybag 1
JT
4
0
0
0
0
0
0
0
JTDS
0
4
4
0
0
0
0
0
JDS
0
26
29
38
48
60
75
85

Polybag 2
JT
2
2
0
0
0
0
0
0
JTDS
0
0
2
0
0
4
3
3
JDS
0
0
16
15
22
21
23
25

Keterangan :
            JT      : jumlah tunas
JTDS : jumlah tunas daun sempurna
JDS   : jumlah daun sempurna


Tabel 2. Tinggi Tanaman Kolesom
Tanaman
Waktu pengamatan
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
56 HST
Polybag 1
10 cm
18 cm
24 cm
32 cm
35 cm
Polybag 2
8,5 cm
9 cm
0 cm
6 cm
6 cm


Tabel 3. Panjang Daun, Lebar Daun dan Daun Menggulung Tanaman Kolesom
Tanaman
Waktu pengamatan
28 HST
35 HST
42 HST
49 HST
56 HST
Polybag 1
PD
6 cm
6,5 cm
12 cm
14 cm
16 cm

LB
2 cm
2 cm
4,41 cm
4,5 cm
5 cm
DM
5
0
32
35
35
Polybag 2
PD
3 cm
3,5 cm
0
0
0

LB
1 cm
2 cm
0
0
0
DM
1
0
0
0
0

Keterangan :
            PD       : panjang daun
LB       : lebar daun
DM      : daun menggulung





Grafik 1. Tinggi Tanaman Kolesom

Grafik 2. Jumlah Daun Tanaman Kolesom

A.    Perhitungan Rasio Tajuk dengan Akar
Diketahui  : Berat kering tajuk ( Br T ) =  160,705 gram
                    Berat kering akar ( Br A )  =  8,693 gram
Ditanya     : Biomassa  
Rumus :
Rasio Tajuk dengan Akar =

Jawab :
Rasio Tajuk dengan Akar =

                                          =
               
                                          = 18,486 gram
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengaruh pemangkasan tajuk dan umbi terhadap tanaman kolesom (Talinum triangulare) yang dimulai dengan melakukan penanaman tanaman kolesom pada polybag sampai melakukan pemangkasan, panen tanaman kolesom serta menghitung rasio akar dan tajuk tanaman. Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat media tanam dengan cara menyaring tanah dan pupuk kandang secara bergantian dengan saringan tanah agar partikel tanah dan pupuk kandang memiliki ukuran yang seragam sehingga memudahkan saat akar tanaman mudah menembus tanah. Kemudian memasukkan campuran tersebut kedalam 2 polybag, polybag tersebut kemudian diberikan label sehingga memudahkan saat dilakukan pemangkasan.
Hal kedua yang dilakukan yaitu menanam tanaman kolesom dengan cara stek batang. Batang tamaman yang digunakan untuk stek adalah tanaman yang berusia tidak terlalu muda dan juga tidak berusia tua, hal ini karena jika usia terlalu muda maka tanaman yang tumbuh tidak terlalu bagus bertumbuhannya begitu juga jika menggunakan batang berusia tua maka dipastikan tunas tanaman yang akan tumbuhnya nanti sangat lambat. Usia batang yang tidak terlalu muda maupun tidak tua sangat dapat dipastikan bakal tunas dapat muncul sesuai dengan harapan. Tunas juga produktif-produktifnya ketika dilakukan sebagai stek batang usia tidak tua maupun tidak terlalu muda.
Hal ketiga yaitu menancapkan batang tanaman kolesom yang dijadikan stek pada polybag yang diisi oleh campuran tanah dan pupuk kandang. Menancapkan batang tersebut tidak boleh terlalu dalam  hal ini harena dapat menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lambat, kemudian dilakukan penyiraman polybag tersebut pada waktu pagi dan sore hari setiap hari hingga melakukan sampai proses pemangkasan serta pengamatan
Pengamatan dilakukan selama 8 minggu atau 56 hari, hasil yang didapatkan pada tabel 1 yaitu jumlah tunas daun lebih banyak pada tanaman kolesom pada polybag 1 sedangkan polybag 2 hanya memiliki 2 jumlah tunas daun. Pada mengamati jumlah tunas daun sempurna tetap banyak pada polybag 1 yang unggul sedangkan polybag 2 hanya mampu memiliki 2 tunas daun sempurna tetapi setelah dilakukan pemangkasan minggu ke 5 , tunas daun sempurna tumbuh 2 kali lipat yaitu sebanyak 4 tunas sedangkan pada minggu selanjutnya tunas daun sempurna pada polybag mengalami penurunan yaitu hanya tersisa 3 tunas daun sempurna. Pada pengamatan jumlah daun sempurna tanaman pada polybag 1 tetap unggul dan tumbuhnya signifikan yaitu sampai mencapai 75 helai daun pada saat dilakukan penghitungan pada minggu ke 7 satu minggu sebelum dilakukan pada panen atau mencabut sedangkan pada tanaman polybag 2 hanya mampu menghasilkan jumlah daun sempurna paling banyak yaitu pada minggu ke 5 yaitu 22 daun, tetapi setelah dilakukan pemangkasan jumlah daun menurun 1 daun pada minggu ke 6 namun naik lagi jumlah daun sempurna pada minggu ke 7 yaitu sebanyak 23 daun.
            Pada tabel ke 2 membahas tentang pengamatan tinggi dari tanaman yang ditanam yang dimulai pada minggu ke 4 sampai minggu ke 7, pada polybag 1 pertumbuhan menjadi sangat bagus yaitu hingga mencapai tinggi 32 cm. Sedangkan pada polybag 2 paling tinggi pada minggu ke 2 yaitu 9 cm, namun turun drastis setelah dipangkas namun tumbuh lagi pada minggu ke 7 yaitu 6 cm.
Pada tabel ke 3 membahas tentang panjang daun, lebar daun, dan daun menggulung. Sebelumnya untuk menghitung panjang daun dan lebar daun harus menggunakan helai daun yang sama digunakan pada awal kali menghitung dan pilih daun yang paling besar diantara daun lainnya dalam polybag tersebut. Panjang daun paling panjang didapatkan pada daun dipolybag 1 yaitu sampai mencapai 14 cm yaitu pada minggu ke 7 HST, sedangkan pada polybag hanya mampu mempunyai panjang 3,5 cm pada minggu ke 5 HST dan pada minggu ke 6 dan ke 7 tidak dihitung panjang daun karena tanaman polybag 2 dipangkas. Lebar daun yang paling besar pada daun di polybag 1 yaitu sampai 35 daun dari jumlah semua daun pada minggu ke 7 HST , sedangkan pada polybag 2 lebar daun yang dihitung yaitu 2 cm pada minggu ke 5 HST dan pada minggu ke 6 dan ke 7 polybag 2 tidak dapat dihitung karena tanaman tersebut dipangkas. Daun menggulung paling banyak ditemukan pada tanaman polybag 1 yaitu sampai 35 helai daun pada minggu ke 7 HST, pada minggu ke 5 HST tidak ditemukan daun menggulung pada tanaman., sedangkan pada polybag 2 daun menggulung yang ditemukan hanya 1 helai daun itu juga pada minggu ke 4 HST sedangkan pada minggu-minggu berikutnya daun sama sekali tidak menggulung.
Pada grafik 1 membahas tentang tinggi masing-masing polybag, perhitungan tinggi dimulai pada minggu pertama sampai minggu ke tujuh, pada minggu ke 1 sampai ke 2 tinggi daun masih belum diukur namun baru pada minggu ke 3 sampai seterusnya tinggi tanaman dihitung, laju pertumbuhan pada polybag 1 tinggi terus meningkat hingga pada minggu ke 7 yaitu sampai 32 cm sedangkan pada tanaman didalam polybag 2 yaitu mengalami kenaikan dan penurunan tetapi tidak sampai drastis penurunannya yaitu pada minggu ke 5 HST setinggi 9 cm namun pada minggu berikutnya itu tinggi dinyatakan nol atau tidak ada karena polybag 2 mengalami perlakuan pemangkasan pada minggu ke 6 HST dan pada minggu ke 7 tinggi langsung mencapai 6 cm hasil diukur tingginya.
            Pada grafik 2 membahas tentang jumlah daun pada masing-masing tanaman pada polybag, yang perlu diketahui yaitu jumlah daun merupakan data jumlah daun pada tabel ke 1 yaitu jumlah daun sempurna. Pada tanaman dalam polybag 1 jumlah daun terus meningkat banyak hingga mencapai 75 helai daun sedangkan pada polybag 2 mengalami naik turun sebesar 1 helai daun tiap minggu yaitu pada minggu ke 3 sebesar 16 cm, minggu ke 4  turun menjadi 15 helai daun namun naik kembali menjadi 22 helai daun pada minggu ke 6, turun kembali 1 helai daun pada minggu ke 6 HST serta pada minggu ke 7 naik lagi jumlah daun menggulung yaitu sebesar 23 helai daun pada polybag 2.
            Hasil selanjutnya yaitu menghitung rasio tajuk dengan akar (berat kering tajuk dan akar), sebelum menghitung hal pertama yang dilakukan memanen tanaman kolesom secara hati-hati agar akar-akar percabangan tidak sampai putus dengan cara memukul-mukul sekeliling polybag dan cabut perlahan-lahan, didapatkan hasil bawa pada tanamn polybag 1 mempunyai 4 buah umbi sedangkan pada polybag tidak terdapat umbi. Setelah dipanen selanjutnya memisahkan bagian akar dan tajuk pada tanaman yang dipangkas dengan cara dipotong dengan cutter, selanjutnya menimbang berat basah masing-masing potongan, lalu dimasukkan kedlam amplop beri tanda pengenal dan dioven pada suhu 1000 C selama 24 jam, setelah 24 jam isi amplop dikeluarkan kemudian ditimbang kembali untuk mendapatkan berat kering tanaman tersebut. Dan didapatkan hasil timbangan berat kering tajuk yaitu sebesar 160,705 gram dan berat kering akar yaitu sebesar 8,693 gram. Selanjutnya dimasukkan dalam rumus rasio tajuk dan akar dengan cara berat kering tajuk dibagi dengan berat kering akar dan didapatkan hasil yaitu 18,468 gram hasil akhirnya.
            Berdasarkan pada hasil pada beberapa tabel dan grafik disimpulkan bahwa laju perumbuhan pada tanaman polybag 1 sangat baik sedangkan pada polybag 2 tanaman seperti mengalami pertumbuhan tidak sebaik polybag 1, ada beberapa hal yang menjadi laju pertumbuhan tanaman berbeda yaitu temperatur, cahaya, intesitas penyiraman, faktor usia tanaman yang dijadikan stek, hama juga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan. Pada polybag 1 mendapatkan temperatur dan cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhannya, faktor usia tanaman sebelum distek juga merupakan tanaman yang unggul, hama juga ada tetapi tidak terlalu menyerang hama tanaman ini yaitu semut merah, hal ini karena tanah polybag tidak terlalu disiram sehingga tanah dalam polybag tidak terlalu lembab. Sedangkan pada tanaman dipolybag 2 diduga faktor usia tanaman yng digunakan sebagai stek adalah tanaman yang berusia tua, selain itu penempatan polybag yang tidak sesuai juga menjadi faktor pembeda untuk segi temperatur dan cahaya, pada polybag ini juga ditemukan hama semut merah namun tidak sampai menyebabkan tanaman menjadi busuk. Namun menyebabkan laju pertumbuhan menjadi tidak secepat tanaman dipolybag 1.
Peran pemangkasan juga berguna untuk menumbuhkan tunas atau mempercepat pertumbuhan suatu tanaman hal ini terjadi ketika pada polybag 2 dipangkas tanaman kolesom pada minggu ke 5, tunas mulai muncul kembali dan lebih banyak daripada sebelum dipangkas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Jumlah tunas daun lebih banyak pada tanaman kolesom pada polybag 1 sedangkan polybag 2 hanya memiliki 2 jumlah tunas daun.
2.      Jumlah tunas daun sempurna tetap banyak pada polybag 1 yang unggul sedangkan polybag 2 hanya mampu memiliki 2 tunas daun sempurna
3.      Pengamatan jumlah daun sempurna tanaman pada polybag 1 tetap unggul dan tumbuhnya signifikan yaitu sampai mencapai 75 helai daun dan polybag 2 hanya 22 daun
4.      Pada polybag 1 pertumbuhan menjadi sangat bagus yaitu hingga mencapai tinggi 32 cm. Sedangkan pada polybag 2 paling tinggi pada minggu ke 2 yaitu 9 cm
5.      Laju pertumbuhan pada polybag 1 tinggi terus meningkat hingga pada minggu ke 7 yaitu sampai 32 cm sedangkan pada tanaman didalam polybag 2 yaitu mengalami penaikan dan penurunan tetapi tidak sampai drastis penurunannya.
6.      Pada tanaman dalam polybag 1 jumlah daun terus meningkat banyak hingga mencapai 75 helai daun sedangkan pada polybag 2 mengalami naik turun sebesar 1 helai daun tiap minggu
7.      Beberapa hal yang menjadi laju pertumbuhan tanaman berbeda yaitu temperatur, cahaya, intesitas penyiraman, faktor usia tanaman yang dijadikan stek,intesitas serangan hama juga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan.
8.      Pemangkasan tanaman merupakan faktor yang dapat menyebabkan tanaman kolesom yang dipangkas tumbuh cepat daripada sebelum dipangkas.
9.      Hasil perhitungan rasio tajuk dan akar yaitu 18,648 gram.

Saran
            Sebaiknya saat kegiatan praktikum berlangsung asisten lebih memperhatikan para praktikan, sehingga praktikan dapat lebih konsentrasi saat praktikum tidak memegang hp, diperhatikan juga praktikan saat melakukan pengamatan yang dicatat tiap minggu agar tidak terjadi kesalahan dan pada saat dilakukan pengeringan oven tajuk dan akar suasana dimohon kondusif agar tidak terkesan gaduh.
DAPTAR PUSTAKA
Aja PM, Okaka ANC, Onu PN, Ibiam U, Urako AJ. 2010. Proximate analysis of Talinum triangulare (water leaf) leaves and its softening principle. J. Nutr. (9) 6: 524-528.
Hallmann E, Rembiałkowska E. 2006. Antioxidant compounds content in selected onion bulbs from organik and conventional cultivation. J. Res. Appl. Agric. Eng. 51 (2): 42-46.
Harsono. 2009. Pupuk Organic Kotoran Ayam. http://thlbanyumas.blogspot.com/ kandungan-pupuk-pada-kotoran-hewan.html. Diakses tanggal 30 Mei 2013 pukul 20.00 WIB.
Lingga, P. 1994. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Mualim L. 2012. Produksi dan kualitas kolesom dengan pemupukan organik dan inorganik [disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Nugroho YS, Nuratmi B, Winarno WM. 2002. Kolesom (Talinum triangulare Willd.) tumbuhan berkhasiat afrodisiaka yang aman. Buletin Tanaman Rempah dan Obat. 13: 2-5.
Rifai MA. 1994. Talinum triangulare (Jacq.) Willd. 268-269. Di dalam: Siemonsma JK, Piluek K (eds.). Plant Resources of South-East Asia No.8. PROSEA: Vegetables. Bogor.
Seswita, D. 2010. Som Jawa (Talinum paniculatum) Ginseng Indonesia Penyembuh Berbagai Penyakit. Warta TOI. 16 ( 2): 21-23.
Subroto. 2009. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung


LAMPIRAN
                 
     Gambar 1.                             Gambar 2.                                 Gambar 3.
                   
  Gambar 4.         Gambar 5.            Gambar 6.             Gambar 7.        Gambar 8.
          
  Gambar 9.                       Gambar 10.                                 Gambar 11.
                
        Gambar 12.               Gambar 13.            Gambar 14.            Gambar 15
           
     Gambar 16.                 Gambar 17.              Gambar 18.          Gambar 19.
             
     Gambar 20.                  Gambar 21.           Gambar 22.              Gambar 23.
                 
     Gambar 24.           Gambar 25.                     Gambar 26.           Gambar 27.

          
          Gambar 28.               Gambar 29.





Keterangan :
Gambar 1. Proses menuangkan tanah pada saringan tanah
Gambar 2. Proses pengayakan tanah dan pupuk kandang dengan saringan tanah
Gambar 3. Tanah hasil pengayakan dicampur merata
Gambar 4. Memasukkan campuran tanah dan pupuk kedalam polybag
Gambar 5. Melubangi bagian dalam tanah dalam polybag
Gambar 6. Tanaman kolesom yang akan distek
Gambar 7. Memilih batang tanaman kolesom yang akan distek
Gambar 8. Potongan batang tanaman kolesom untuk stek
Gambar 9. Menancapkan batang tanaman kolesom kedalam polybag
Gambar 10. Batang tanaman kolesom yang telah ditanam
Gambar  11. Melakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari
Gambar 12. Pengamatan polybag 1 pada 7 HST
Gambar 13. Pengamatan polybag 2 pada 7 HST
Gambar 14. Pengamatan polybag 1 pada 14 HST
Gambar 15. Pengamatan polybag 2 pada 14 HST
Gambar 16. Pengamatan polybag 1 pada 21 HST
Gambar 17. Pengamatan polybag 2 pada 21 HST
Gambar 18. Pengamatan polybag 1 pada 28 HST
Gambar 19. Pengamatan polybag 2 pada 28 HST
Gambar 20. Pengamatan polybag 1 pada 35 HST
 Gambar 21. Pengamatan polybag 2 pada 35 HST
Gambar 22. Pengamatan polybag 1 pada 42 HST
Gambar 23. Pengamatan polybag 2 pada 42 HST
Gambar 24. Pengamatan polybag 1 pada 49 HST
Gambar 25. Pengamatan polybag 2 pada 49 HST
Gambar 26. Pengamatan polybag 1 pada 56 HST
Gambar 27. Pengamatan polybag 2 pada 56 HST
Gambar 28. Potongan akar tanaman kolesom yang telah dioven 24 jam
Gambar 29. Potongan tajuk tanaman kolesom yang telah dioven 24 jam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGENALAN ALAT-ALAT NEMATOLOGI DAN STERILISASI TANAH

PEMURNIAN

MENGHITUNG KERAPATAN KOLONI BAKTERI DENGAN MENGGUNAKAN COLONY COUNTER