HERBARIUM
HERBARIUM
(Laporan Praktikum
Ilmu Gulma dan Pengendaliannya)
Oleh
:
Samsudin
1710517210017
Kelompok
7
PROGRAM
STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................
i
DAFTAR TABEL.......................................................................................
ii
PENDAHULUAN......................................................................................
1
Latar Belakang.................................................................................
1
Tujuan.............................................................................................. 3
BAHAN
DAN METODE...........................................................................
4
Alat dan Bahan................................................................................
4
Alat......................................................................................... 4
Bahan...................................................................................... 4
Waktu dan Tempat...........................................................................
4
Prosedur Kerja.................................................................................
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN..................................................................
6
Hasil.................................................................................................
6
Pembahasan...................................................................................... 7
KESIMPULAN...........................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil Pembuatan Koleksi Herbarium……………………………….. 6
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Herbarium
merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang
bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini
ataupun Herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman
kering, dan setiap spesimen menekan yang terpasang pada selembar kertas yang
diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya
(Stacey, 2004).
Untuk
koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan
penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek
tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara
pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun
hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan
pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang
berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk
daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium
(Suyitno, 2004).
Herbarium
dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau
kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung
batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan
seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah
dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah
digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan et al., 2004).
Herbarium
kering, cara kering menggunakan dua macam proses yaitu Pengeringan langsung,
yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam
sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua
minggu kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur
di dalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan
mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk. Dan
pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam
air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam
lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan
di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu
harus sering diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah
kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan
tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas
untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).
Identifikasi
sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda karakteristik seperti yang
berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) gulma. Dengan memahami
karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya pengendalian gulma akan lebih
mudah. Disamping itu juga kita harus memperhatikan faktor-faktor lain, seperti
misalnya iklim, jenis tanah, biaya yang diperlukan, dan pengaruh-pengaruh
negatif yang ditimbulkannya (Tjitrosoedirjdjo, 1984).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali
ini adalah untuk mengoleksi berbagai jenis gulma yang berada di darat dan air.
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sasak dan gunting.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah gulma berdaun lebar, gulma rerumputan, gulma teki, kertas koran, kertas
manila, isolasi dan tali rapia
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Minggu tanggal 3 November 2019, pada
pukul 16.30-17.30 WITA di Laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah
1.
Mengambil gulma
berdaun sempit, gulma berdaun lebar dan gulma teki yang ada di lahan terbuka.
2.
Membersihkan
kotoran yang menempel pada gulma.
3.
Merentangkan dan
meletakkan gulma pada kertas koran.
4.
Menempatkan
kertas koran pada sasak.
5.
Ikat sasak
menggunakan tali rapia hingga kencang.
6.
Diamkan beberapa
minggu sampai daun atau tanaman yang ada di dalam sasak mengering.
7.
Setelah kering
tempelkan tanaman tersebut pada kertas karton yang sudah dilapisi kardus dengan
ukuran tertentu, rekatkan dengan isolasi.
8.
Berilah keterangan
tempat dan tanggal serta klasifikasi.
9.
Tutup dengan
menggunakan plastik bening.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.Hasil Pembuatan Koleksi
Herbarium
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
![]() |
Paku Pedang (Nephrolepis
biserrata) Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Lomariopsidaceae
Genus : Nephrolepis
Lokasi : Disamping Mesjid Al-Baytar
|
2.
|
![]() |
Babandotan (Ageratum
conyzoides)
Kingdom : Plantae
Ordo : Asterales
Family : Asterasceae
Genus : Agerantum
Lokasi : Disamping Mesjid Al-Baytar
|
3.
|
![]() |
Ekor Kucing (Acalypha
indica L.) Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionata
Super Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Spesies : Acalypha
indica L.
Genus : Acaypha
Lokasi : Disamping Mesjid Al-Baytar
|
Pembahasan
Herbarium merupakan suatu spesimen
dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu
dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Hal ini sesuai dengan
literatur Steenis (2003) yang menyatakan bahwa Herbarium merupakan suatu
spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda
tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.
Dari
pembuatan koleksi dari gulma dari 3 jenis gulma yaitu, jenis spesies Paku Pedang (Nephrolepis
biserrata), Babandotan (Ageratum
conyzoides) dan Ekor Kucing (Acalypha
indica L.).
Klasifikasi
paku pedang (Nephrolepis bierrata)
yaitu :
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis biserrata
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis biserrata
Adapun morfologi paku pedang (Nephrolepis bierrata)
sebagai berikut :
1. Batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada
spesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut.
umumnya merupakan tanaman kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m
tinggi. Warna batang kecoklatan. Permukaan halus akan tetapi seperti tedapat
rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya.
2. Akar Nephrolepis memiliki akar serabut yang
tumbuh dibawah permukaan tanah bersifat nonfotosintesis, yang berfungsi
menyerap air dan nutrsi dari tanah. Akar ini berukuran kecil.
3. Daun pada
spesies ini terdapat percabangan pada tulang daun. Ujung dari urat daunnya yang
menjari tidak sampai menyentuh tepi daun dan bebas, pada ujung urat daun terdapat
sporangium yang tertata dengan rapi disepanjang tepi daun
4. Reproduksi Nephrolepis
memiliki fase gametofit yang hidupnya bebas, beberapa ciri reproduksi Nephrolepis yaitu Fase sporofit
(diploid) yang menghasilkan spora haploid melalui pembelahan mitosis, Spora
tersebut tumbuh melelui bagian selnya menjadi gametofit untuk fotosintesis
protalus.
Klasifikasi Babandotan (Ageratum conyzoides) yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Species : Ageratum conyzoides L
Morfologi Babandotan (Ageratum conyzoides) sebagai berikut :
1.
Bandotan
tergolong ke dalam tumbuhan gulma terna semusim, tumbuh berbaring dipermukaan
tanah dan ada pula yang tegak, tingginya kurang lebih 30-90 cm, dan bercabang.
2.
Batang tumbuhan
bandotan berbentuk bulat dan berambut panjang, jika batang menyentuh tanah akan
mengeluarkan akar.
3.
Daun berwarna
hijau, bertangkai, letaknya saling berhadapan dan ada pula yang bersilang,
bentuk daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung meruncing, tepi daun
bergerigi, panjang daun kurang lebih 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, terdapat rambut
pada permukaan daun dan kelenjar yang berada di permukaan bawah daun.
4.
Bunga pada tumbuhan
bandotan tergolong ke dalam bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk
malai rata yang keluar dari ujung tangkai, berwarna putih, panjang bonggol
bunga kurang lebih 6-8 mm, tangkai bunga terdapat rambut-rambut pendek.
5.
Buah berwarna
hitam, bentuknya kecil dan mengandung banyak biji.
Klasifikasi
Ekor Kucing (Acalypha indica L.) yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Spesies : Acalypha indica L
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Acalypha
Spesies : Acalypha indica L
Morfologi ekor kucing (Acalypha indica L.) sebagai berikut :
1.
Tumbuhan herba
semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar,
berambut halus.
2.
Daun tunggal,
bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai
lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, berwarna hijau.
3.
Bunga majemuk
berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian
berbentuk bulir.
Kegunaan
herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi 2. Sebagai
lembaga dokumentasi 3. Sebagai pusat penyimpanan data, hal ini sesuai dengan
literatur Onrizal (2005) yang menyatakan bahwa Kegunaan herbarium secara umum
antara lain: 1. Sebagai pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk
identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani
jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam
konservasi alam. 2. Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang
mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru,
tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain.3. Sebagai pusat
penyimpanan data: Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli
farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.
Kelebihan
dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan
lama hingga ratusan tahun, namun herbarium kering juga memiliki kelemahan yaitu
spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun
karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan
data secara manual, tidak bisa diakses
secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses
sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh, hal ini sesuai dengan
literatur Wibobo dan Abdullah (2007)
yang menyatakan bahwa Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan
herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat
beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan
akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang
cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh
berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat
diakses dari jarak jauh.
Untuk
mendapatkan hasil yang optimum sebaiknya bahan yang akan diherbariumkan dipres
selama dua minggu hal ini sesuai dengan literatur Onrizal (2005) yang
menyatakan bahwa Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam proses pengeringan
langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di
dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu
dua minggu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat
penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu hal ini sesuai dengan literatur Subrahmanyam (2002) yang
menyatakan bahwa herbarium kering yang
baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya.
Selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta
faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan
herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu.
KESIMPULAN
Adapun
kseimpulan yang dapat diambil dalampraktikum ini adalah
1.
Herbarium
merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan
melalui metode tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut.
2.
Pembuatan
koleksi dari gulma dari 3 jenis gulma yaitu, jenis spesies Paku Pedang (Nephrolepis
biserrata), Babandotan (Ageratum
conyzoides) dan Ekor Kucing (Acalypha
indica L.).
3.
Kegunaan herbarium
secara umum antara lain sebagai pusat referensi dan lembaga dokumentasi serta sebagai
pusat penyimpanan data.
4.
Kelebihan dari
Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama
hingga ratusan tahun.
5.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat
penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Onrizal. 2005.
Teknik Pembuatan Herbarium.
Jurusan Kehutan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Setyawan, A. D,
Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno,
K dan Susilowati, A. 2005.Tumbuhan Mangrove di
Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Stacey, Robyn and Ashley Hay.
2004. Herbarium. Cambridge University Press: New York
Suyitno, A.L.2004. Penyiapan
Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY.
Yokyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi
Tumbuhan. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar